Pemilik Warung Mie Ayam Tak Menyangka Bupati Yohanis Manibuy Makan Di Warungnya

BINTUNI, SuaraTeluk.com – Ali Fendi, pemilik warung mie ayam di Kampung Bumi Saniari, mengaku senang warung miliknya di datangi Bupati Yohanis Manibuy dan seluruh ajudan serta seprinya. Senin (5/5/2025).
Apalagi Bupati memesan secangkir kopi dan para ajudan, sepri serta beberapa wartawan yang hendak memesan mie ayam, bakso dan gado-gado.
Hari itu, aroma mie ayam mengepul dari dapur kecil.
Obrolan warga bercampur tawa dan bunyi sendok beradu mangkuk. Seperti hari-hari biasanya hangat, akrab, tanpa kejutan. Hingga pintu warung berderit pelan, dan masuklah sosok yang tak asing Bupati Teluk Bintuni, Yohanis Manibuy, atau yang akrab disapa Anisto.
Tanpa ajudan yang ramai, tanpa jas formal, ia datang dengan sederhana dan senyum yang lebih dulu menyapa siapa pun yang menoleh. Ia langsung menuju konter, memesan seporsi mie ayam menu favoritnya. Tapi kali ini, mie ayam itu dibungkus. “Masih kenyang,” katanya sambil terkekeh, “habis dari dua acara tadi pagi. Katanya
Meski tak ikut duduk makan, namun Anisto memilih memesan secangkir kopi dan bergabung di salah satu meja, mengobrol santai. Tak ada protokol, tak ada jarak. Ia mendengarkan keluhan tentang harga pupuk, cerita lucu anak-anak sekolah, hingga harapan seorang ibu tentang beasiswa untuk anaknya. Semua disambutnya dengan anggukan tulus, bukan basa-basi.
Warga mulai mendekat, satu per satu meminta berfoto. Ia melayani semuanya dengan sabar, merangkul dengan hangat. Tak ada tanda lelah, hanya wajah yang berkata: “Kita sama, kita satu.”
Di warung kecil itu, yang biasanya hanya menyajikan mie ayam dan bakso, hari itu hadir sesuatu yang lebih dari sekadar makanan, kehadiran seorang pemimpin yang tahu cara melihat rakyatnya bukan dari balik podium, tapi dari seberang meja.
Anisto menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati bukan hanya tentang program kerja atau angka-angka dalam laporan. Tapi tentang sentuhan manusiawi, tentang menjadi bagian dari cerita rakyatnya meski hanya 15-20 menit di sudut warung sederhana.
Dan di antara wangi mie ayam dan tawa warga, terselip satu pelajaran besar, bahwa kebesaran seorang pemimpin justru terlihat saat ia merendah, mendengar, dan hadir bukan sebagai pejabat, tapi sebagai sesama.
Menurut Ali Fendi, Pak Anisto merupakan sosok yang baik dan rendah hati, selain itu, dekat dengan rakyat.
“Iya dong spesial karena ada pak Bupati yang mampir di warung saya,” Ujar Ali Fendi. (Susi)