Miris HIV Di Teluk Bintuni Semakin Meningkat Sebelumnya 1.104 Kini Naik Menjadi 1.147

Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit menular pada Dinas Kesehatan Teluk Bintuni, Rudi Otniel Marisan saat di wawancara media ini. (Foto/Susi)
BINTUNI, SuaraTeluk.com – Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Teluk Bintuni, kasus HIV meningkat per bulan Juli 2025. Ada penambahan sebanyak 139 kasus baru dari yang sebelumnya di angka 1.104 kasus kini menjadi 1.147 kasus. Kamis (10/7/2025).
Berdasarkan data itu, dinas kesehatan berupaya memberikan penanganan terhadap masyarakat yang terinfeksi HIV.
Saat di temui media ini di ruang kerjanya, Kepala seksi pemberantasan Penyakit menular pada Dinas Kesehatan Teluk Bintuni, Rudi Otniel Marisan mengatakan kasus baru dari Januari hingga Juli 2025 ada sebanyak 139 kasus baru, kalau rata-ratakan berarti ada 19 orang per bulan yang kita nyatakan positif HIV,” Ujar Kepala Rudi Otniel Marisan
Dikatakannya bahwa angka prevalensi HIV di Teluk Bintuni saat ini sebesar 2,4 itu artinya, dari 100 orang yang diperiksa ada terdapat 2 sampai 3 orang yang positif HIV. Dan atau jikalau ada 100 orang yang hendak berkumpul maka ada 2 hingga 3 orang terjangkit virus HIV. Ujar Rudi
Disampaikan Rudi bahwa dari ribuan kasus HIV di Teluk Bintuni, saat ini yang rutin makan obat hanya sebanyak 200 orang, tentunya jumlah ini sangat sedikit dan besar kemungkinan angka penularan HIV semakin cepat. Sisanya ada yang sudah meninggal dunia, dan ada yang tidak mau makan obat dan ini sudah tercatat di data dinas kesehatan dengan baik, Ujarnya
Kendati Itu, Kata Rudi bahwa penambahan kasus HIV yang naik setiap bulannmya menjadikan penyakit HIV di Teluk Bintuni sudah berada pada titik mengkhawatirkan. Dikarenakan HIV sudah menyerang Masyarakat umum bahkan sampai di tingkat keluarga mulai dari ibu hamil, bayi, balita bahkan lansia.
Sehingga katanya hal yang dilakukan untuk penanganan HIV di bintuni diperlukan penanganan cepat dan terukur oleh banyak pihak. Olehnya itu, regulasi untuk mencegah dan mengendalikan HIV juga sangat diperlukan, hingga dukungan anggaran untuk pemeriksaan dan sosialisasi intens juga sangat dibutuhkan.
Ia katakan saat ini anggaran di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit mengalami penurunan drastis, sehingga Ia berharap khususnya seksi penyakit menular anggaran tersebut perlu ditingkatkan, Ujar Rudi
Rudi mengatakan dimana saat ini seksi pengendalian penyakit menular hanya mendapatkan suplai anggaran sebesar Rp.400 juta di mana sebesar 299 juta diperoleh dari dana BOK yang diperuntukan untuk kegiatan pelatihan dan pencegahan penularan HIV, sipilis dan hepatitis dari ibu ke anak.
Sementara itu untuk anggaran kegiatan ke lapangan seperti sosialisasi dan pemeriksaan tidak ada. Tambah Rudi
Menurutnya anggaran ini bersumber dari dana Otsus, awalnya mengajukan sekitar 700 juta tapi karena efisiensi hanya disetujui 400 juta.
Perlu di ketahui bahwa seksi promosi kesehatan berda di Kesehatan Masyarakat (Kesmas) yang berada di Dinas Kesehatan tidak jalan, lebih lanjut pihaknya perlu seksi Promosi kesehatan harus jalan dikarenakan setiap tahun di anggarkan.
“Saat kami jalan baru kami bersosialisasi kalau kami tidak jalan yaah, sebenarnya yang punya tugas itu Promosi kesehatan atau Kesmas yang harus jalan keliling Bintuni, kad ada bidang-bidang tersendiri tapi Kesmas disini tidak jalan,” Kata Rudi Mari dan di ruang kerjanya. (Susi)