Cegah Paham Radikalisme dikalangan Ormas dan Pemuda, Kesbangpol Teluk Bintuni Gelar Sosialisasi

BINTUNI, SuaraTeluk.com – Badan kesatuan bangsa dan politik (KesbangPol) Teluk Bintuni gelar kegiatan pengendalian gerakan radikalisme, separatisme dan ekstrimisme kepada kepala kampung, Tokoh Agama, Adat, Ormas-ormas dan Pelajar SMA.
Dengan menghadirkan narasumber dari Kodim 1806 Teluk Bintuni, Kapten CBA Simson Wamsior, Kasi Bimnas Polres Teluk Bintuni, Cristian Sibolang. Kegiatan yang berlangsung di aula Kementerian Agama. Kamis (2/10/2025).
Staf Ahli Pemerintahan dan Kampung Rudi Herman Hardjo menyampaikan Radikalisme Separitisme dan ekstrimisme merupakan ancaman nyata bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Menurutnya gerakan ini dapat merusak tatanan sosial, serta memperhambat pembangunan.
Kabupaten Teluk Bintuni dikenal sebagai daerah yang memiliki keberagaman Suku, Agama dan Budaya yang sangat rentan terhadap pengaruh gerakan-gerakan tersebut.
Dikatakan Harjo pemahaman agama yang moderat adalah agama yang harus menjadi sumber kedamaian dan persatuan, bukan alat untuk memecah belah dan menimbulkan konflik.
Penguatan nilai kebangsaan harus terus ditanamakan dalam diri setiap warga negara, terutama di kalangan generasi muda. Selanjutnya berdayakan masyarakat agara memiliki kemampuan untuk menangkal pengaruh radikalisme dan ekstrimisme tersebut. Ujar Harjo
Kasi Bimnas Polres Teluk, Cristian Sibolang dalam penyampaian materinya mengatakan, radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaruan sosial dan politik dengan cara kekerasan.
Contoh radikalisme : Gerakan revolusi yang menggunakan kekerasan karena untuk menggulingkan Pemerintahan yang ada.
Ekstremisme agama yang memperjuangkan perubahan berdasarkan keyakinan secara dratis,
Gerakan politik Radikal yang menuntut perubahan sistem politik secara ektrem.
Separitisme adalah kelompok etnis atau kelompok identitas lain yang berupaya memisahkan diri dari suatu negara atau pemerintahan yang sah.
Penyebab separitisme adalah konflik vertikal di definisikan sebagai konflik yang terjadi antara rakyat dengan pemerintah korup, konflik horizontal konflik antar rakyat dan rakyat.
Sementara Kodim 1806 Teluk Bintuni, Kapten CBA Simsos Wamsior dalam pemasarannya menyampaikan gerakan radikalisme tumbuh subur di Indonesia, di sebabkan oleh faktor sosial, kesenjangan ekonomi dan ketidakadilan, Faktor pendidikan kurangnya pemahaman kebangsaan, faktor teknologi seperti penyebaran paham radikal melalui media sosial, dari segi politik dan agama yakni di Politisasi untuk kepentingan tertentu.
Ia katakan radikalisme agama adalah paham yang menafsirkan ajaran agama secara sempit, fanatik dan memaksakan kepada orang lain bahkan dengan kekerasan.
Adapun cara mencegah radikalisme dengan cara menyaring informasi jikalau ada berita yang tidak sesuai perlu di sharing sebelum di share kemanapun sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tak di inginkan. (Susi)